Maret 2018

Senin, 26 Maret 2018

Jumat, 23 Maret 2018

papan flanel cerita part 1



SKENARIO PERMAINAN ANAK


INDIKATOR                     :       Bermain dan bercerita menggunakan berbagai media

KEGIATAN                       :       Bermain “PAPAN CERITA FLANEL”

METODE                          :       Demonstrasi dan pemberian tugas

TUJUAN                           :       1. Meningkatkan imajinasi anak
                                                 2. meningkatkan bahasa anak
                                                 3. dapat bersosialisasi
                                      4. meningkatkan kemampuan kognitif dari aktivitas bercerita

BAHAN/ALAT                 :       -   kain flanel
                                                -          Gunting, felcrow, jarum, benang, lem tembak

langkah-langkah
1. Guru menjelaskan tentang cara bermain dan bercerita menggunakan papan cerita flanelnya


2. Anak memerhatikan, mendengar dan menyimak jalan cerita dan penggunaan papan cerita flanel

3. Anak mencoba sendiri bercerita sesuai dengan imajinasinya menggunakan papan cerita flanel

4. Anak, bermain bersama teman-temannya menggunakan boneka flanelnya sesuai dengan peran yang diinginkan

5. Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah mampu dan memotivasi bagi yang belum mampu 







tari menanam jagung



A.    Penciptaan Karya Seni
1.      Tema : petani menanam jagung
Judul : tari menanam jagung
2.      Gagasan dasar penciptaan
Aktivitas para petani yang sedang menanam jagung, mulai dari persiapan membawa alat tani berupa cangkul, pergi ke ladang bersama petani lainnya untuk melakukan aktivitas menanam jagung, seperti mencangkul, menanam benih jagung.
3.      Konsep penciptaan
Konsep dasar penciptaan karya tari menanam jagung ini adalah dalam rangka menambah khasanah tarian anak-anak PAUD sekaligus mengembangkan kemampuan seni anak dan menambah perkembangan pengetahuannya tentang tema petani menanam jagung.
4.      Tahap penggarapan
Dalam proses kreatif penciptaan karya tari ini terlebih dahulu dilakukan observasi atau pengamatan langsung terhadap aktivitas petani menanam jagung.
5.      Medium/elemen
a.      Iringan musik  : rekaman lagu menanam jagung
b.      Rias dan busana : rias jenis alami dengan busana menyerupai petani (pangsi hitam, samping)
c.       Proverti : cangkul sebagai alat tani dan caping sebagai topi petani
d.      Tata panggung : bertemakan kebun / ladang jagung
e.      Durasi waktu : + 3 menit
f.        Jumalh penari  : 6 anak
6.      Sinopsis tari menanam jagung
Di pagi yang cerah saat matahari mulai terbit, para petani berangkat dari rumah menuju kebun dengan membawa cangkul dan memakai caping di kepala, petani memulai aktivitasnya yaitu menanam jagung. Sebelum menanam para petani membersihkan lahan, kemudian menggemburkan tanah, setelah tanah digemburkan  baru lah petani menanam benih-benih jagung. Setelah selesai menanam benih jagung para petani kembali pulang ke rumah.
      7.Download MP3 menanam jagung klik disini

Pola lantai
Lagu menanam jagung

Pola lantai
keterangan









·         Posisi awal masuk ke area pentas, 4 orang di kiri, 3 orang di kanan
·         Gerakan berjalan menuju posisi kedua dengan tangan bergerak seperti mengajak bermain







·        Gerakan kaki berjalan ditempat, kemudian kaki kiri ke depan sedikit sambil tangan mengepal seakan-akan memegang cangkul, kemudian mengepal membawa cangkul dipundak kiri, sambil berjalan di tempat
·        Dilanjut gerakan mencangkul, kemudian berlanjut gerakan tepuk tangan sambil pindah ke pola lantai berikutnya.

Down Arrow Callout: S,Down Arrow Callout: R,Down Arrow Callout: WwW Down Arrow Callout: Y,Down Arrow Callout: MwW,Down Arrow Callout: LW
Down Arrow Callout: P
 








·        Gerakan berpindah ke pola lantai melingkar saling berhadapan
Down Arrow Callout: P
Down Arrow Callout: MwW
Down Arrow Callout: R
Down Arrow Callout: Y,Down Arrow Callout: LW
Down Arrow Callout: S
Down Arrow Callout: WwW










·         Gerakan menanam benih dengan tangan kanan ke kanan dan ke kiri, sedangkan tangan kiri diletakkan di belakang.
·         Gerakan selanjutnya, tiga orang loncat ke depan dengan kedua tangan ke atas menguncup, sedangkan empat orang meloncat sedikit disekitar tiga orang yang tadi dengan tangan terbuka keatas.
·         Kemudian kembali ke posisi melingkar berpegangan tangan, sambil berjalan ditempat lalu tangan diangkat ke atas berpegangan.
Pola lantai
keterangan
Down Arrow Callout: PDown Arrow Callout: Y,Down Arrow Callout: S,Down Arrow Callout: R,Down Arrow Callout: MwW,Down Arrow Callout: LW,Down Arrow Callout: WwW









·         Kemudian bergerak ke pola selanjutnya dengan gerakan membawa cangkul di pundak kanan.

Down Arrow Callout: P
Down Arrow Callout: R
Down Arrow Callout: MwW
Down Arrow Callout: LW
Down Arrow Callout: WwW
Down Arrow Callout: SDown Arrow Callout: Y








·         Setelah di posisi, melakukan gerakan mencangkul ke kiri dan ke kanan, lalu melakukan gerakan atraksi penutup.




Senin, 19 Maret 2018

Keaksaraan awal


CARA MUDAH MENGAWALI  PENGENALAN MEMBACA ANAK USIA DINI


Setiap orang tua menganggap penting kemampuan membaca pada anaknya, tentu harapannya akan menjadi bekal bagi anak untuk mengikuti pembelajaran di Sekolah Dasar. Kekhawatiran terbesar adalah tatkala anak yang belum bisa membaca di Sekolah Dasar akan menghambat anak dalam kemampuan akademiknya, apalagi ketika beberapa Sekolah Dasar mengharapkan siswa yang baru masuk ke kelas 1 SD sudah bisa membaca ataupun minimalnya sudah mengenal huruf. Hal inilah yang melatarbelakangi beberapa orang tua untuk mengajarkan membaca pada usia dini.
Pada dasarnya tidak ada salahnya untuk mengajarkan anak usia dini membaca. Namun perlu diingatkan kemampuan membaca berhubungan erat dengan perkembangan bahasa anak, dan berhubungan dengan perkembangan kognitif, sosial dan emosional anak. Mengapa demikian ? tentu hal ini menunjang kemampuan anak agar lebih mudah dalam melatih kemampuan membaca pada anak usia dini. Tidak hanya mempertimbangkan aspek perkembangan anak, kita pun harus mempertimbangkan karakter anak usia dini. Sehingga kita mampu mengkonsep upaya-upaya melatih membaca yang sesuai dengan kondisi serta karakter anak usia dini.
Kenapa banyak sekali pertimbangan saat kita akan melatih membaca pada anak usia dini? Tentu saja perlu pertimbangan untuk menghindari dampak buruk apabila upaya melatih membaca tidak sesuai dengan karakter serta perkembangan anak usia dini. Seperti ; anak bisa stres karena merasa terbebani, anak bisa trauma dan tidak suka membaca sama sekali, anak bisa jenuh dan tak mau belajar, sehingga masa depan anak terancam.
Lalu apa sajakah hal-hal yang dapat kita lakukan  dalam melatih membaca pada anak usia dini? Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, yaitu diawali dengan mempersiapkan lingkungan yang mendukung, kebiasan-kebiasaan yang dapat dicontoh anak, kegiatan-kegiatan yang dapat melatih kemampuan anak, seperti yang akan diuraikan di bawah ini.
1.    Biasakanlah anak melihat-lihat buku. Ajaklah anak ke toko buku sehingga anak dapat melihat buku yang menarik hatinya, ajaklah anak berkunjung ke perpustakaan umum, atau membuat perpustakaan di rumah.
2.    Jadilah teladan bagi anak dengan memberi contoh langsung kegiatan orangtua membaca buku, sehingga anak terbiasa dengan aktifitas membaca buku.
3.    Biasakanlah membacakan buku pada anak, seperti : membacakan dongeng sebelum tidur, membacakan gambar pada buku cerita, membaca bersama buku bergambar sehingga anak tertarik dengan huruf-huruf dan kata-kata yang tertulis di dalam buku tersebut.
4.    Ketika anak sudah tertarik dan menunjukkan perhatian pada huruf dan kata, ajaklah anak bermain bersama dalam permainan huruf dan  kata. Sehingga anak mampu melatih kemampuan baca dalam situasi menyenangkan bebas dari rasa tegang dan cemas.
5.    Ketika anak sudah mulai mengenali huruf , berikanlah konteks pada kata-kata yang dikenal anak dan kata-kata yang ada disekitar anak, agar anak mampu mengenal makna dari kata-kata tersebut.
6.    Berikanlah reward dalam setiap aktifitas.
Cara terbaik bagi anak usia dini belajar adalah melalui bermain, beberapa permainan dapat dikonsep untuk melatih kemampuan anak khususnya dalam kemampuan membaca anak usia dini. Bentuk permainan dapat menggunakan alat peraga yang dibuat sendiri atau pun menggunakan benda-benda yang di kenal anak yang ada disekitar anak. Bermainlah ketika anak menginginkannya, jangan memaksakan bermain jika anak tidak ingin, hal ini akan menjadi beban bagi anak. Konseplah bentuk permainan yang menyenangkan, dimana anak dapat bereksplorasi huruf dan kata, konseplah permainan kata dan huruf dimana anak dapat mengaktifkan bahasanya, fisik motoriknya, kognitifnya, serta sosial emosinya. Konseplah permainan positif bagi anak, dimana permainan ini penuh dengan kata-kata positif, memotivasi anak dan membangun semangat serta rasa percaya diri anak.
Permainan huruf dan kata yang akan kita buat dan dimainkan bersama dengan anak sebaiknya perlu diingatkan beberapa hal, yakni :
1.    Untuk menambah perbendaharaan kata hendaknya kita perlu permainan kata dari kata-kata benda atau hal-hal yang sudah pernah dilihat dan dikenal anak yang ada di sekitar anak, sehingga lebih mudah dalam memaknai kata.
2.    Buatlah permainan yang menarik dan interaktif sehingga anak akan lebih berminat mengikuti permainan
3.    Sesuaikan permainan dengan tingkat usia dan berikan permainan secara bertahap, mulai dari yang mudah sampai dengan tahap yang lebih sulit.
4.    Buatlah permainan yang dapat diikuti oleh individu maupun kelompok
5.    Buatlah sedikit kompetisi dalam melakukan permainan dalam kelompok
6.    Siapkanlah alat peraga huruf, kata dan gambar.
7.    Selingi aktivitas permainan dengan nyanyian
8.    Siapkan reward

Berikut ini beberapa saran permainan mengenal huruf dan kata sederhana untuk anak usia dini, permainan ini bisa anda modifikasi kembali jika ingin lebih sesuai dengan situasi dan kondisi di lingkungan anda dan anak.

1.    Mengenal bunyi huruf vokal atau konsonan
a.    Bahan :
·         siapkan huruf-huruf lepas atau kartu huruf berdiameter 10 cm
·         siapkan beberapa benda yang dikenal anak yang berawalan huruf vokal
·         siapkan kartu gambar benda yang dikenal anak yang berawalan huruf vokal
b.    Cara bermain.
·         Perlihatkan satu persatu huruf vokal beserta gambar atau benda yang berawalan huruf vokal kepada anak , lalu berilah contoh cara menyebutkan bunyi huruf tersebut, dan berilah kesempatan pada anak untuk menyebutkan kembali bunyi huruf vokal tersebut.
·         Setelah itu, simpan secara menyebar beberapa benda berawalan huruf vokal di sekitar ruangan yang dapat dilihat oleh anak.
·         Perlihatkan satu huruf vokal kepada anak, dan mintalah anak untuk mengambil dan mengumpulkan gambar-gambar atau benda-benda yang berawalan huruf vokal tersebut. Lakukan ini secara bergantian satu huruf demi satu huruf.
·         Setelah anak berhasil mengumpulkan gambar yang benar berilah reward.
·         Setelah itu mintalah anak menyebutkan hasil gambar yang telah dikumpulkan. Contoh : “a” untuk apel, anggur, asbak, anting, ayam. Lakukan ini untuk huruf-huruf vokal selanjutnya.
·         Setelah anak dapat mengenal semua huruf vokal, kita dapat mengulang permainan dalam kelompok besar secara kompetisi. Berilah reward bagi anak yang berhasil sesuai syarat dan ketentuan kompetisi. Contoh : sesuai batas waktu, banyaknya gambar benda yang terkumpul dengan benar, dll.
·         Berilah motivasi serta pujian saat permainan berlangsung.
2.    Memanen huruf
a.    Bahan :
·         Huruf-huruf lepas berdiameter 10 cm dari a-z
·         Buatlah pohon-pohonan beranting kecil
·         Pasanglah huruf-huruf tersebut di ranting-ranting pohon, setiap huruf dapat dipasang 5-10 buah, sesuai kebutuhan, boleh huruf vokal terlebih dahulu maupun semua huruf terpasang. Upayakan agar anak mudah untuk memetiknya.
·         Siapkan ember atau wadah untuk hasil petikannya
·         Siapkan reward
b.    Cara bermain
·         Setelah pohon telah rimbun dengan huruf-huruf
·         Tunjukan satu huruf terlebih dahulu untuk anak dapat mengenal, lalu sebutkan bunyi huruf tersebut.
·         Kemudian beri intruksi agar anak memetik huruf tersebut di pohon huruf.
·         Setelah anak dapat mengenal semua huruf vokal yang telah dipetik, kita dapat mengulang permainan dalam kelompok besar secara kompetisi. Berilah reward bagi anak yang berhasil sesuai syarat dan ketentuan kompetisi. Contoh : sesuai batas waktu, banyaknya huruf yang terkumpul dengan benar, dll.
·         Beri motivasi dan pujian selama permainan berlangsung
·         Permainan ini dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan, misal kita dapat mengganti huruf-huruf dengan gambar-gambar atau kata-kata.
3.    Harta karun kata
a.    Bahan :
·         Kartu kata bergambar berukuran 15 x 10 cm
·         Benda-benda
b.    Cara bermain :
·         Simpan secara menyebar 5- 10 kartu kata dan benda-benda disekitar ruangan anak
·         Tunjukkan satu kartu kata kepada anak dan kita sebutkan bacaannya, lalu mintalah anak untuk menyebutkan kembali bunyi kata tersebut, lalu berikan kartu kata tersebut kepada anak.
·         Beri intruksi anak untuk mencari dan mengambil gambar dan kartu kata yang lain yang telah tersebar di sekitar ruangan.
·         Lanjutkan permainan ini untuk kata-kata yang lainnya.
·         Beri motivasi dan pujian selama permainan berlangsung
·         Beri reward atas usaha anak
·         Permainan dapat diulang dalam kelompok besar secara kompetisi. Berilah reward bagi anak yang berhasil sesuai syarat dan ketentuan kompetisi. Contoh : sesuai batas waktu, banyaknya kata yang terkumpul dengan benar, dll.
Beberapa contoh permainan di atas dapat disesuaikan kembali menurut situasi serta kondisi anak dan lingkungan. Permainan huruf dan kata menjadi harapan kita agar anak semakin berminat akan membaca, tentu saja hasil yang kita harapkan tidak dapat tercapai dengan waktu yang singkat atau terlihat secara instan. Kita hanya meletakkan dasar untuk anak mengembangkan kemampuannya, ketika minat itu muncul anak dapat membangun sendiri pengetahuannya. Bagi para pemerhati anak usia dini, baik itu orang tua, anggota keluarga yang lain, guru, masyarakat di lingkungan sekitar tentu mampu membuat permainan huruf dan kata yang lebih menarik dan menghibur, sehingga harapan kita membentuk generasi-generasi literasi tidak salah langkah dan tidak memaksakan anak. Hingga anak memiliki rasa cinta membaca tumbuh dengan sendirinya. Semangat untuk semua.